Ini adalah
cerita panas temanku punya teman, katanya kejadian ini nyata dan kalau tidak salah sekitar akhir 2012, Desember. Saya bersama beberapa teman pergi ke sebuah desa terpencil di negeri ini, tepatnya dikaki gunung di pulau Sumatera. Kita berlima pergi dengan mengendarai dua mobil jeep four wheel drive, karena medan untuk mencapi lokasi desa itu sangat sulit. Sampai disana pastinya kami semua tidak tinggal di hotel atau di cotage, melainkan di rumah penduduk asli yang umumnya bekerja sebagai peladang karet liar di hutan yang berada di kaki gunung.
Saya hanya berdua dengan teman kebetulan tinggal dirumah penduduk yang memiliki anak yang cukup cantik, ya untuk ukuran di kota Jakrta pastinya membuat kaki bergetar. Tiga teman lain di rumah tidak jauh dari rumah yang saya tumpangi, hanya saja perbedaannya disana pemilik rumahnya memiliki anak laki-laki dewasa. Didaerah tersebut jangankan jaringan telepon celular, listrik saja belum ada. Jadi umumnya setelah magrib ya gelap gulita dan hanya menggunakan lampu minyak, entah minyak apa yang digunakan.
Penduduk desa disana juga beternak kambing, jadi lumayan parah bau kambingnya kalau angin lagi mengarah ke hidung kita. Wah, hampir lupa nih, penghuni rumah ketiga temanku itu seorang ibu yang tidak bersuami lagi, tapi masih cukup muda, sintal dan lumayan bahenol. Dirumah itu berarti saat ini ada 5 orang, 3 temanku dan pemilik rumah bersama anak laki-lakinya.. Ditempatku lain lagi, disini hanya bapak dan anak cantiknya saja. Beruntung banget nih, jadi muda lagi lah.
Tujuan kita semua adalah untuk obeservasi sekitar 2-3 hari saja di daerah itu, tapi entah karena apa jadi lebih dari seminggu. Pada saat itu, temanku mengatakan, kalau dia itu melihat kejadian hot disna. Ceritanya begitu seru, panas dan membangkitkan selera kaum laki-laki dimanapun. Temanku bilang, dia melihat hubungan antara induk dan anaknya. "Parah juga nih, moral sudah hancur bila itu terjadi," pikirku.
Dua hari sebelum pulang, temanku itu ingin memberikan bukti bahwa ceritanya itu tidak bohong pada kita berdua. Lantas, kita berdua bertukar tempat dengan mereka disana bersama temanku yang ingin membuktikan ceritanya. Kita bertiga menunggu saat-saat tepat untuk melihat kejadian hot yang terbuka dan tidak tertutup itu sambil makan singkong goreng. Gila sekali, si anak laki-laki itu memanggil kita semua untuk melihat adegan panas yang akan dipertontonkannya bersama ibunya. Dag dig dug nih jadinya.
Saya dan teman yang baru tinggal dirumah itu tentu bingung mendengar ajakan si anak laki-laki itu, kecuali teman saya yang ingin membuktikan ceritanya itu. Kita bertiga diajak ke belakang dan diberi tempat duduk kayu untuk melihat pertunjukan panas yang sebentar lagi akan dimulai oleh si Ibu dan anak laki-laki itu. Dengan penuh rasa penasaran plus bingung, saya dan teman yang belum pernah melihat tontonan panas itu lantas menurut saja apa yang dianjurkan oleh si anak laki-laki. Kmami bertiga duduk disebelah kandang kambing waktu itu, jadi sebentar-sebentar bersin akibat bau kambing.
Tidak lama kemudian si Ibu keluar dengan menggunakan baju seperti daster dan si anak laki-laki itu dengan celana pendek tanpa baju, mereka berdua masuk ke kandang kambing. "Oh, ternyata adegan panasnya ternyata di kandang kambing," pikirku. Awalnya saya malas melihat pertunjukan itu, karena saya lihat sepertinya apa yang mereka lakukan itu susah, atau mungkin itu adalah intronya. Kira-kira 30 menit adegan panas itu berlangsung, mereka berdua kelihatan berkeringat untuk melakukannya. Asli suaranya gaduh sekali dan tidak seperti biasanya. Herannya tidak malu-malu hubungan panas sedarah itu dilakukan didepan kita bertiga.
40 menit kemudian mereka selesai dan mengajak kmai bertiga masuk, dan mereka lalu membersihkan badannya masing-masing. Saya dan teman saya yang belum pernah meilihat tontonan seperti itu tentunya bingung dan aneh. Tepat ketika waktu makan, kami bertiga makan malam bersama diatas tikar dengan si ibu dan anak yang mempertontonkan adegan panas tadi. Mereka seperti biasa saja tanpa pernah meresa ada sesuatu yang aneh, seperti yang saya pikirkan.
Si ibu tiba-tiba mempersilahkan kita bertiga untuk makan seadanya malam itu dan mohon maaf bla tadi terlalu lama. Sambil tertawa kecil si anak menyahut, bila saya atau teman saya mau melakukannya juga boleh. Wah, mana bisa dan mungkin saya dan teman tidak terbiasa melakukan seperti si Ibu dan anak laki-laki itu. "Si ibu dan anknya saja susah saat melakukan hal tadi, gimana kita" pikirku. Ya, pasti kita tidak bisa melakukan hal seperti kebiasan yang mereka lakukan, bukan karena agama atau etika, tapi karena kita semua tidak pernah memelihara kambing dan mengawinkan kambing seperti yang mereka lakukan di kandang kambing itu. Begitu teman, sobat, bro and sis ceirta panas temanku punya teman...peace!